Gimana rasanya jadi ibu? Wah kayaknya pertanyaan yang memiliki sejuta makna juga jawaban. Menjadi ibu tuh wow banget jungkir baliknya #ehh. Mengurus rumah beserta isinya, dengan tugas yang tidak pernah uwis uwis. Huhuuu. "Ah masih mending lah kamu mah, baru juga segitu anaknya, bla.. bla blaaa.." selalu membandingkan, padahal para ibu harusnya saling support. Banyak bahasan yang seru sih dibanding menjejerkan penderitaan. Eh maaf bukan penderitaan,π semua itu adalah cobaan yaa dalam mengurus rumah.
Dalam mengurus rumah pastilah ada rasa lelah, jenuh, ingin lari ke hutan lalu ke pantai. Heheuu. Semua punya ceritanya masing-masing. Jalan kehidupan yang nggak bisa sama.
Saya sempat membaca buku Hidup Asyik Tanpa Asisten Rumah Tangga. Wow, ini keren karena ada kata 'asyik' di situ. Kok bisa ya terasa asyik? Gimana caranya tetap asyik tanpa ART?
Siapa yang menulis buku "Hidup Asyik Tanpa Asisten Rumah Tangga"?
Jadi buku ini ditulis oleh Efa Refnita, Dian Akbas, dkk. Ibu-ibu hebat, wanita yang tangguh. Masya Allah setelah membaca buku ini saya merasa perjuangan ibu memang begitu adanya, sama walau tidak persis. Nahkan bingung, sama-sama berjuang tapi kisahnya nggak plek ketiplek. Intinya tenang bu, ibu tidak sendirian! Semua ibu itu pejuang. Kan balasannya surga, insya Allah. Ibu bisa mencoba baca buku ini.
Buku yang berisi cerita dan kisah inspiratif sehari-hari. Rata-rata para ibu di buku ini tinggal di belahan negeri lain karena ikut para suaminya bekerja atau melanjutkan studi di sana juga ada yang menikah dengan warga asing.
Beberapa ibu yang balik lagi ke Indonesia dan tetap tidak memakai jasa asisten rumah tangga. Seperti teman saya yang merupakan salah satu penulis cerita di buku tersebut yaitu mbak Nadia Niza. Super mom dari 4 anak ini, saya mengenal beliau lewat komunitas fotografi. Dulu beliau tinggal di Tangsel tapi sekarang sudah hijrah ke Kudus demi dekat orang tua. Masya Allah.
Mbak Nadia dan kawan-kawan tentu ibu yang luar biasa dengan segudang kegiatan masih bisa menyempatkan berbagi pengalaman. Menumpahkan kisah hebatnya melalui buku.
Buku ini membuat saya menjadi semangat lagi. Mendapatkan insight baru dalam pengasuhan anak, greget dalam komunikasi keluarga. Banyak kiat dan tips supaya bekerja sama dengan anak plus suami untuk menjalankan tugas domestik. Lalu mengatasi cara membagi waktu dan tetap bisa produktif. Pentingnya manjemen waktu dan keuangan. Sampai bagaimana sih menjaga kewarasan supaya ibu tetap bahagia sehingga keluarga juga bahagia. Me time yang seperti apakah? Selain tentang family, parenting, di buku ini saya merasa diajak terbang berpindah-pindah tempat, menjelajahi dunia karena latar yang diceritakan penulis berbeda-beda. Ada yang di Jerman, Finlandia, Australia, Amerika, Turki, dan masih banyak lagi. Penasaran kan.
Saya pribadi banyak belajar dari kisah-kisah di buku tersebut. Buat yang sudah jadi ibu atau belum, buku ini patut dibaca oleh semuanya. Kenapa sih? Karena perlunya belajar komunikasi dalam keluarga. Semua berawal dari titik kecil bernama keluarga. Kalau pondasinya dari keluarga sudah kuat insya Allah Indonesia menjadi bangsa yang kuat juga. Ada yang tertarik membacanya? Bisa colek saya ya π
Semoga tulisan ini bermanfaat. .
Baca Juga : Nyaman Tanpa Asisten Rumah Tangga