Buku Tradisi Makan Siang Indonesia Ragam Budaya

Buku Tradisi Makan Siang Indonesia Ragam Budaya ~ 

Tau nggak sih kalau Indonesia tuh punya tradisi makan siang loh?! Kebayang nggak? negara kepulauan yang kaya sumber daya alamnya ini pasti punya ragam tradisi makan siang yang  berbeda di setiap daerahnya. Tradisi makan siang bukan hanya tentang makan tok, menurut saya, ada kenangan makan bersama keluarga yang membuat makanan semakin sedap. Aroma kehangatannya selalu memeluk tiap waktu. Apalagi saat saya membaca buku yang berjudul Tradisi Makan Siang Indonesia : Khazanah Ragam dan Penyajiannya. Buku yang lahir dari kolaborasi antara Omar Niode Foundation, Nusa Indonesian Gastronomy Foundation, Food Blogger Indonesia dan Diomedia.





Kaya Rasa Berjuta Kenangan
Buku dengan 40 tulisan yang kaya rasa, berjuta kenangan tentang Tradisi Makan Siang Indonesia memiliki beragam cerita yang unik dan menarik. Awal mula kenapa tercipta buku ini pun dipaparkan pada sekapur sirih oleh ibu Amanda Katili Niode yakni Ketua dari Omar Niode Foundation, merupakan suatu lembaga yang berperan dalam peningkatan mutu sarana prasarana pembelajaran serta kuantitas sumber daya manusia Indonesia yang kompeten dan berkualitas di bidang pertanian, pangan, dan kuliner.





Bu Amanda terinspirasi dari Ken Albala seorang editor buku (At The Table: Food and Family Around The World) terbit di Amerika Serikat, di mana bu Amanda ikut menulis tentang makan malam di Gorontalo. Ken Albala juga sejarawan makanan terkemuka yang telah menyunting 30 buku berfokus pada berbagai aspek kuliner. Dari buku At The Table yang berisi kisah 38 negara di berbagai penjuru dunia, buku itu mendokumentasikan elemen-elemen yang mungkin tergerus oleh homogenisasi budaya kuliner. Dalam buku At The Table, Bu Amanda pun menceritakan tentang siapa yang menyiapkan makanan, sumber bahan, kebiasaan makan, peralatan yang digunakan, serta menu khas keluarga.

Buku yang menginspirasi buku, yessss. Keren banget. Akhirnya untuk mendokumentasikan kekayaan tradisi makan siang di Indonesia diadakan lomba menulis berhadiah untuk bloggers dan penulis lainnya. Tulisan mengangkat tema Tradisi Makan Siang Indonesia dengan berbagai aspek termasuk jenis makanan yang disantap, bahan utama dan karakteristiknya. Sampai cara menyantap, teknik memasak, wadah makanannya, serta lokasi juga diceritakan.


Menurut bu Amanda, makan siang bukan sekedar makanan tetapi juga tentang identitas, kebiasaan, dan cara masyarakat Indonesia berinteraksi satu sama lain. I'm agree buuu. 

Sewaktu saya dapat informasi dari mbak Rien mengenai lomba tersebut saya merasa terpanggil karena hadiahnya  ingin turut bercerita tentang Tradisi Makan Siang di keluarga saya. Harapannya, dari secuil cerita itu saya bisa ikut berkontribusi dalam melestarikan kekayaan kuliner Indonesia. Saya bersyukur buku Tradisi Makan Siang menjadi buku antologi pertama saya yang mana adalah pecinta kuliner Indonesia. 


Colorfull Book



Dengan diterbitkannya buku ini, sudah lebih dari cukup bagi saya walau bukan winnernya #asiiik ditambah lagi buku Tradisi Makan Siang dibuat bilingual, yang memungkinkan pembaca dengan cakupan lebih luas. Dicetak dengan hard cover dan kurang lebih berjumlah 500 halaman. Apik sekali. Terkumpul cerita yang menambah wawasan lebih dalam lagi, saya juga baru tahu ada yang namanya ikan baung, udang bogo, duh duh pas lihat foto makanannya sungguh menggiurkan sekali. Super lengkap ada resepnya pula!


Momen Penting Yang Tak Terlupakan

Supaya people in the world juga tahu ya masakan Indonesia sangat istimewa, penuh kenangan, jadi jangan sampai hilang ditelan zaman. Panganan lokal Indonesia memiliki ciri khas masing-masing seperti yang telah diceritakan penulis lainnya dalam buku ini. 

Cerita saya sendiri ada di nomor 32 halaman 357 (tsaaah promosi deh kamu cig!)

Tulisannya berjudul : Tradisi Berharga, Makan Siang Bareng Keluarga. Cerita saya mengenai makan siang bareng keluarga kala itu dengan menu Semur Betawi dan Sayur Asem. 





Ketika makan bersama ada nilai-nilai luhur yang diwariskan tentang etika makan seperti cuci tangan sebelum makan di kobokan yang telah tersedia. Lalu pantang menyisakan makanan, yang sekarang digaungkan  dengan zero waste. Walau hanya beralaskan tikar, suguhan makan siang saat itu sungguh nikmat. Sederhana, penyajiannya menggunakan piring enamel jadul, siapa yang bisa menolak menu makan siang semur, lalapan, sambal, ikan asin, dan sayur asem?



Acara Book Talk - Buku Tradisi Makan Siang Indonesia
Oh ya saya berkesempatan mengikuti acara book talknya juga di Atelier Rasa (fyi tempat ini milik chef Ragil) nggak cuma makan, kalian juga bisa belajar kuliner di sana. Tempatnya di Barnyard Kemang Jakarta Selatan, asri dan hijau.





Kali pertama saat melihat cover buku tersebut lanjut memegangnya, saya happy sekali. Benar-benar cerita tentang kuliner Indonesia dari Sabang sampai Merauke, ada masakan Pontianak, Palembang, Minang, Tasik, Blitar, Banjar, tak lupa ada sambal Seruitnya Lampung dan masih banyak lagi.

Pada acara book talk, disambut hangat ibu Amanda, bertemu beberapa penulis buku dan pastinya ada teman-teman dari komunitas Food Blogger Indonesia kesayangan^^ yang turut hadir. Kami pun disuguhkan makanan khas Gorontalo oleh chef dan kak Zahra dan cerita Blue Food oleh kak Mei Batubara.

Oke deh sekian dulu ya ceritanya, jadi temans bila ingin memiliki buku Tradisi Makan Siang Indonesia bisa hubungi ke @penerbitdiomedia ya. Terima kasih telah membaca, semoga bermanfaat.





Komentar