Ibu Juga Bisa Tantrum Seperti Anak-Anak, Yuk Kenali Cirinya ~ Emosi pada anak yang tiba-tiba meledak biasa kita kenal dengan tantrum. Apalagi kalau usia masih balita gitu, kalau keinginannya tidak dituruti langsung tantrum deh. Rasanya memberikan pilihan juga serba salah ya. Tapi nih ternyata tantrum bisa terjadi pada seorang ibu, yaa pada manusia dewasa tantrum bisa aja terjadi. Saya mengenal istilah tantrum tuh baru-baru aja, pada saat udah punya anak. Apalagi anak pertama saya baru tantrum ketika usia 5 tahun, bukan di 3 tahun.
Menghadapi anak tantrum nggak semudah teori. Setelah baca sana sini, oh namanya tantrum toh, dulu sih taunya cuma ngamuk wehehehe. Tantrum biasanya kan memang sebutan yang melekat untuk anak-anak. Anak yang sedang tantrum biasanya marah hebat, ada yang guling-gulingan, ada yang melempar benda, ada yang mukul-mukul. Wah tantrum itu seperti heroes di film-film yang akan berubah dengan kekuatan magic namun menyeramkan. Kenapa sih bisa terjadi tantrum pada anak?
Anak-anak yang tidak mendapatkan keinginannya, kelelahan, kurang perhatian, merasa diabaikan, hal itu bisa mendorongnya untuk tantrum. Pokoknya semua nggak ada yang benar. Isi hati cuma marah dan kecewa. Anak-anak wajarlah masih sering tantrum karena fase mengenal emosi. Mereka masih belajar mengendalikan emosi. Dengan kata lain kondisi emosi yang tidak bisa dikendalikan menyebabkan tantrum. Fiuuuh.
Faktanya nggak cuma anak-anak yang bisa tantrum melainkan orang dewasa bisa tantrum, apalagi seorang ibu. Dia bisa berubah jadi HULK loh kalau sedang tantrum :P. Masa iya?
Namanya kehidupan pasti ada pasang surut, lelah, sedih, gembira, kadang di atas kadang di bawah, kadang-kadang, kidding-kidding, semuanya bergantian. Sepertinya tugas ibu itu nggak ada habisnya, masya Allah, semoga dibalas oleh Allah ya buibu.
Kalau lagi lelah, mari berhenti sejenak dan berdo'a "Ya Allah, gapapa ya nggak masak, capek banget hari ini, beri rezeki halal yang berlimpah pada suamiku.." hihi.
Balik lagi ke tantrum yang dialami pada orang dewasa khususnya para ibu. Sebenarnya nggak dilarang untuk marah, hanya diminta untuk mengendalikan rasa marah itu sendiri. MENGENDALIKAN YAAA. Dan tantrum itu bisa kambuh. Saya juga merasa begitu, apalagi kalau mendekati datang bulan. Rasanya nggak karuan, makanya ketika udah tau dan mengenal diri kita seperti apa, lebih mudah untuk mengontrol emosi.
Saya rasa penyebab tantrum pada anak dan ibu ya hampir sama. Tantrum pada ibu bisa terjadi karena kelelahan yang hebat, merasa diabaikan, tidak diperhatikan, ada harapan yang tidak sesuai dengan ekspektasi. Kira-kira gitu lah, ada yang mau menambahkan?
Kenali Tantrum Pada Ibu
Bisa dimulai dari diam tanpa kata, tidak bersemangat melakukan hal yang disukai, lalu tiba-tiba pintu dibanting sampai di kamar garuk-garuk kasur :)). #EH. Ledakan yang terjadi bisa dari hasil tumpukan emosi yang tak terselesaikan. Tapi setiap orang itu berbeda-beda ya kondisinya. Ada yang pasang muka jutek, ditekuk ajaaaa itu mukanya si ibu. (Hayoo minggir teratur biar nggak dikepret deh).
![]() |
Luangkan sejenak waktu sendiri |
Sebenarnya kita bisa tau ibu sedang tantrum dari wajah, intonasi suara, dan gestur badan kok. Untuk para suami, pastikan mengenali istri masing-masing yaa heheu. Ketika PMS para ibu tuh jauh lebih sulit mengontrol amarah, sehingga tantrum terjadi pada titik ini. Ketika udah tau pengulangan setiap bulan, kita bisa siap-siap supaya nggak terjadi lagi. Coba deh diingat tanggalannya, terus ditandai aja, ya sebaiknya dicatat sih apa aja yang menjadi pemicu ketantruman ibu.
Supaya nggak tantrum bagaimana sih? Seorang yang temperamental sekalipun bisa menghadapi emosinya asal mau berlatih. Memang benar ya, manusia itu harus selalu belajar, nggak cuma anak-anak aja yang belajar mengendalikan emosi. Ternyata sampai jadi orang tua, seterusnya kita belajar.
Mengatasi Tantrum
Setelah mengenal karakter diri dan apa aja yang menjadi pemicu tantrum pada ibu, lebih mudah tantrum diatasi. Apabila ibu lelah, istirahatlah sejenak. Lakukan hal yang ibu sukai dan makanlah makanan favorit ibu. Memang tidak semudah itu yaa.
![]() |
Waktu Berdua |
Tenang bu, ibu nggak sendirian. Nggak semua harus ibu yang ambil alih, perlahan buat skala prioritas ya bu. Ibu nggak harus hebat kok, ingat Allah aja yang MAHA HEBAT. Ibu harus tau kemampuan ibu sendiri yaaa. Kapan ibu harus berhenti, berjalan, dan berlari.
Tantrum bisa terulang, saya pribadi sering istirahat ketika lelah, komunikasi dengan suami. Bila ada harapan dan keinginan, coba utarakan pada pasangan ya bu, selalu komunikasikan ke suami dan anak-anak secara santai. Saya juga menghadiri majelis ilmu, ilmu agama ya karena kan memang itu pedoman hidup, karena lebutuhan. Mengatasi hal yang ngganjel dalam hati tuh selain komunikasi ke pasangan, dia juga bisa terobati dengan ilmu. Menghadiri majelis ilmu, bisa dari youtube aja udah banyak.
Setiap bulan bisa berulang, hal itu saya lakukan, alhamdulillah masih cranky whahahaha, sedikit demi sedikit belajar memahami lagi dan lagi. Semoga nggak ada tantrum lagi di antara kita. Hihii. Semoga tulisan ini bermanfaat ya ^^
Wah, iya tuh ternyata ibu2 juga bisa tantrum ya, hanya saja ga begitu kelihatan. Ibu butuh waktu bersenang-senang, perlu sendirian menikmati hidup. Ibu juga butuh didengarkan oleh suami dan anak2nya, ga melulu mendengarkan keluh-kesah anggota keluarganya. Mengontrol dan menakar kemampuan diri ada benarnya juga tentuuuuu.
BalasHapus