Cerita Pengembangan Bakat Anak

Cerita Pengembangan Bakat Anak ~ Ada yang anaknya punya bakat tapi nggak minat? Bahkan ada juga yang punya minat belum bakat. Ah tapi saya rasa kalau punya minat tapi belum bakat asal diasah terus bakal bisa karena practice makes perfect itu nyata adanya. Tulisan yang nggak asing, sering dibaca sewaktu sd ya pada buku tulis. Hehe. Di buku tulis merek SIDU, hadeeeh pembahasan jadi kemana-mana.





Anak pertama yang biasa kami panggil kak Kaina ternyata mengikuti kesukaan kakak sepupunya yaitu menggambar. Saya hanya bilang kalau mau  gambar seperti kakak Jia (nama sepupu Kaina) harus berlatih. Semua bisa diasah asal rajin dan tekun. Itu kalau memang suka dan pengin mencoba menekuni gambar. Kalau nggak suka ya buat apa? 

Semasa pandemik itu paparan gadget lumayan hebat deh ya. Mending nonton tutorial gambar, begitulah saran saya pada Kaina. Saya pernah mengenalkan Kaina pada aplikasi Ibis Paint, dari situ dia sering ngedit gambar. Saya beri kertas dan alat tulis juga untuk berlatih gambar secara langsung. Semakin lama not bad malah jadi makin cantik gambarnya. Selain menggambar, Kaina juga suka edit video.

Balik lagi ke cerita menggambar, awalnya Kaina mengeluh tidak bisa, sangat kesulitan bikin mata orang yang bagus, lalu saya semangati lagi supaya cari tutorial. #ehh bukannya diajari caranya. HEHE, soalnya ku nggak biasa bisa gambar. Ya semenjak ada anak, memilih kata yang tepat supaya nggak kena bumerang :)) Saya nggak terbiasa menggambar, baru-baru ini aja bakat foto muncul di usia yang udah nggak kinyis-kinyis lagi. Saya ingin anak-anak menemukan bakat dan minatnya sedini mungkin supaya kan makin diasah makin menjadi. Supaya bisa pro kitulah, namanya juga cita-cita emak yaaa. Moga bisa punya keterampilan, bekerja dari hal yang memang mereka sukai.

Awal belajar menggambar waktu itu.

Cerita Pengembangan Bakat Anak
Awalan Bilang Sulit


Setelah latihan secara rutin, bikin matanya bisa juga kan kak.


Cerita Pengembangan Bakat Anak
Bertahap


Berdasarkan buku @buki yang berjudul Anak Bukan Kertas Kosong, 

pengembangan bakat anak  dimulai dari mengenali diri sendiri, menggali kekuatan diri, setelah itu mencari informasi yang relevan, lanjut menekuni kesukaan. Terus menerus belajar berkarya untuk mengekspresikan bakat.

Haduuu baca buku ini tuh bolak-balik berulang, sukaaa benerrrr, dari belum ada Ugo sampai Ugo udah hampir 4 tahun, masih suka dibaca ulang. Bagus. Dan mengaminkan setiap paragraf yang dicetak warna pink. Heheuu. Menumbuhkan kesadaran lebih penting ketimbang fokus pada hasil yang sesaat. 

Setiap anak unik, kita semua tau itu tapi seringnya kurang sabar menghadapi keunikan tersebut, hiks.


Interaksi Yang Berkualitas

Kembali mengingat apa saja yang dilakukan dalam membantu kakak mengembangkan bakatnya ya? Karena saya no clue nih untuk anak ke-2 dan ke-3 hehe. Adik-adik Kaina, saya baru mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan aja, masih tahap observasi (alasaaaan). 

Kalau boleh berbagi pengalaman dan cerita, waktu itu pernah ditanya gimana bisa Kaina nemuin kesukaannya? bakat minat atau semacamnya? 

Mungkin sering interaksi dengan anak secara berkualitas pada masa golden age. Saya rasa hal itu yang nampaknya bikin lebih mudah untuk membantu mereka menemukan kekuatannya. Selain kekuatan, kelemahannya tentu juga harus diketahui supaya dia bisa meminimalisir hal itu. Namanya manusia pasti ada kelemahan dan kelebihan.

Bakat anak gambar tapi ibunya nggak bisa? Yaaa itu adalah sayaaah sama seperti kakak saya yang memiliki anak perempuan, dia sendiri nggak bisa gambar kayak gitu. Anaknya bisa belum tentu orang tuanya bisa, pun sebaliknya, orang tua ahli di bidang tertentu belum tentu anaknya akan mengikuti jejak yang sama.


Memupuk Semangat

Belajar sesuatu yang baru tuh nggak ada yang langsung bisa, kalimat ini udah sering banget diulang-ulang ke anak-anak. Saya menyemangati Kaina kalau lagi ngeluh "kok nggak bisa ya?" , "kok jelek ya hasilnya?", "kok nggak lulus ya?". Bukan nggak bisa tapi belum aja. Santai, ulang lagi aja toh mau ngejar apaan? Nikmati momen menggambar apa pun hasilnya. Biasanya memberi semangat sambil ngobrol, ngemil, udah paling pas deh. Saya ajak lihat hasil tulisan dia di buku kelas 1, bandingkan dengan tulisan yang sekarang, tentu berbeda. 

Dan dia menyadari dan bertanyea-tanyeaaa, "bisa jadi bagus gitu sekarang tulisannya aku mi?" 

"karena ada latihan yang berulang.." 

Nggak bisa gambar mata? sekarang udah bisa kan. Pernah juga curhat, susahnya bikin jari, ya gapapa latihan terus yuukkk. Kita hanya perlu sabar sedikit lagi secara konsisten :P. Atulah memang jadi orang tua kudu waras ye ama nggak boleh lapeeeer.


Nggak Apa Kalau Berubah

Mencari-cari bakat minat, ya nggak apa kalau berubah. Mereka belum dewasa. Belajar sesuatu yang baru jadi keseruan tersendiri apalagi di fase 0-7 tahun. Seperti kata buku @buki lagi-lagi, tantangannya adalah menemukan bakat yang sesuai dengan profil kecerdasan majemuk anak.

Nah ayo greeeeng, gaskeun ajak anak-anak untuk melakukan eksplorasi kegiatan berbagai kecerdasan majemuk, harapannya nih anak mampu kenali minatnya secara tepat. Dari buku kak @buki, orang tua bisa mencoba ajak anak ke berbagai tempat seperti museum, gedung seni, olahraga, taman kota,perpus,sawah, laut, sungai dan tempat lain agar anak mengenali beragam minat. 


Cerita Pengembangan Bakat Anak
Gambar Kakak Baru-Baru Ini

Saya cukup terbantu dengan menyekolahkan anak-anak di TK dekat rumah, walau nggak dekat banget sih tapi bersyukur ada TK tersebut. TKnya sistem sentra, bukan yang konven mengajarkan anak calistung secara gamblang gitu. Syukurlah adik Ashika bisa membaca sesuai usianya dengan bantuan stimulus di sekolah dan di rumah, beda dengan kakak yang pernah terpapar bimba #ehh. Dulu malahan Kaina masuk BIMBA dulu baru TK.

Segitu dulu deh cerita pengembangan bakat anak, harapan saya nggak pengin anak-anak telat tau bakat dan minatnya. Kalau bisa mengetahui sedini mungkin potensi anak, bakal happy deh. Meski bisa berubah-ubah nggak ada salahnya buat kita sebagai orang tua makan belajar terus akan hal ini ya. PR selanjutnya, bakat minat adik-adik Kaina, apa nihhhh??

Komentar

  1. Keren kalo menurut saya mah bund..kayak anime"gitu

    BalasHapus

Posting Komentar

Hai, terima kasih sudah mampir di cigrey.com. Yuk leave comment. Semoga bermanfaat ^^

Mohon maaf komentarnya dimoderasi dulu ya 🙂
Twitter / IG : @uciggg (sila follow yaa ^^)